NEWSmedia - Sinar (Sinema Rakyat) bersama AGRA dan Laboratorium Banten Girang tengah memulai penggarapan produksi film dokumenter panjang berjudul Babi-Babi DiTanah Surga.
Film yang di produseri Carya Maharja dan disutradarai oleh Abdul Malik Mohammad ini bercerita tentang perjuangan warga pulau Sangiang.
Dimana diceritakan masyarakat Pulau Snagiang menuntut hak dikembalikannya tanah ulayat mereka yang diklaim sepihak oleh PT. KALIMAYA PUTIH.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Hari Senin 20 Desember 2021 Lengkap dari Karir, Cinta, Keuangan dan Kesehatan
Konflik perampasan tanah ulayat antara ratusan masyarat adat Pulau Sangiang dengan PT Kalimaya Putih menarik sekelompok Seniman untuk mengangkat isu ini.
Film yang bersuara melalui Sinar (Sinema Rakyat) bersama AGRA dan Lab. Banten Girang ini ikut menggambarkan situasi yang sebenarnya terjadi disana dan dikemas melalui Film Dokumenter “Babi-Babi di Tanah Surga”.
Abdul Malik Muhammad selaku Sutradara menjelaskan, sengketa tanah ini semakin meruncing ketika warga mulai kehilangan mata pencaharian utama mereka.
Baca Juga: Ucapan Perpisahan Jonatan Christie Bikin Heboh, Pamit Hengkang dari Pelatnas PBSI?
Kerugian sebagai petani ini adalah akibat adanya hama babi. “Hama yang belum pernah ditemukan sebelum perusahaan masuk. Warga menduga perusahaan sengaja memasukkan hama-hama itu agar warga tidak betah menempati pulau itu.” Ungkap Malik pada tim NEWSmedia saat di wawancara.
Ia melanjutkan kembali perihal isu sengketa tanah, lingkungan tak akan pernah usang, selalu terjadi dibeberapa tempat terutama di Indonesia, dan selalu korbannya rakyat kecil.
Artikel Terkait
Festival Film Dokumenter Rachmatoellah Siddik Awards Pecahkan Rekor MURI
Pulau Sangiang Dikuasai Swasta, Warga Demo ke BPN Serang
Garap Proyek Film Dokumenter Tentang Bola, Restu Sinaga Temui Ronaldinho
Cerita Masyarakat Pulau Sangiang yang 'Diusir' Babi-babi Hutan
Situs Banten Girang Perlu Perhatian