Bubur Suro, Tradisi Unik Bulan Muharam di Jiput Pandeglang, Seperti Apa Ya

- Rabu, 11 Agustus 2021 | 19:13 WIB
Bubur Suro Jiput Pandeglang
Bubur Suro Jiput Pandeglang

NEWSmedia -Bulan Muharam atau awal bulan di tahun Hijriyah selalu ada tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Dari yang berbau klenik sampai berbau adat dan budaya.

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, setiap tanggal 1 Muharam atau 1 Suro ada tradisi Jamasan atau MandiJamas,Tradisi jamasan ini yaitu tradisi memandikan atau mencuci benda pusaka seperti keris, tombak, pedang dan sebagainya.

Semantara di Banten tepatnya di daerah Jiput Kabupaten Pandeglang, ada tradisi membuat bubur suro atau ngabubur suro. Tetapi tradisi unik ini dilakukan bukan di awal bulan Muharam tetapi setiap tanggal 10 Muharam

Bagaimana tradisi ini bisa muncul di Kabupaten Pandeglang? berikut sejarahnya:

Baca Juga: Ongkos Jahitnya Saja Rp600 Juta, Anggota DPRD Kota Tangerang Batal Pakai Seragam Mewah

Ngabubur Suro merupakan salah satu tradisi tahunan yang dilaksanakan masyarakat Pandeglang untuk mengenang perjuangan Nabi Nuh A.S bersama kaumnya,

Pada zaman dahulu dalam suatu riwayat, terjadi  bencana banjir, Nabi Nuh sudah memperingatkan keluarganya untuk masuk bersama kaumnya ke dalam kapal yang sudah dibuatnya demi menyelamatkan diri dari bencana tersebut. Tetapi salah satu anaknya Kan’an lebih memilih memanjat pohon dan gunung yang lebih tinggi. Saat banjir semakin besar, pohon dan gunung tenggelam, Nabi Nuh A.S bersama kaum pengikutnya selamat di dalam kapal.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Begini Aturan Terbaru Penerbangan dan Perjalanan Internasional

Karena persediaan makanan di dalam kapal mulai menipis, sedangkan air masih tinggi, Nabi Nuh A.S mengumpulkan seluruh pengikutnya untuk mengumpulkan segala bahan makanan yang masih tersedia, lalu memasaknya secara bersama-sama. Dari situlah tradisi bubur suro dikenal.

Bubur suro sendiri tidak seperti layaknya bubur yang berwarna putih, rasanya manis, banyak rempah-rempah, dan juga banyak airnya. Tapi bubur suro di daerah Jiput bubur ini berwarna kuning, punya tekstur kental, gurih juga terasa pedasnya.

Baca Juga: TREASURE Bakal Comeback Setelah Rilis 4 Album Seri The First Step

Biasanya tradisi ini dilaksanakan di dua dapur, setiap satu keluarga diharuskan membayar iuran untuk membuat bubur suro, baik dalam bentuk uang ataupun bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat bubur.

Bubur suro dimasak dengan cara tradisonal seperti masih menggunakan alat-alat tradisional, seperti tungku, kayu bakar, kuali besar, dan pohon kecombrang sebagai spatula.

Sementara bahannya terdiri dari beras, jagung, kacang tanah, daging ayam, kelapa, dan bumbu dapur lainnya.

Halaman:

Editor: Fatihin Rere

Tags

Terkini