Tak Banyak yang Tahu, Sederet Fakta Kelam Film Disney Ini Bisa Bikin Kamu Merinding dan Hampir Tak Percaya

NEWSmedia – Inilah fakta kelam film Disney yang diproduksi Walt Disney Studios yang mungkin kamu belum tahu.

Fakta kelam film Disney ini termuat dalam film animasi musical yang banyak disukai orang di dunia yang membuat kita terpesona. 

Lalu apakah kalian tahu? Bahwa banyak rumor yang mengatakan tentang fakta kelam film Disney yang sebenarnya tidak kita ketahui. 

Baca Juga: Hasil Akhir Liga Spanyol, Real Madrid vs Athletic Bilbao: Karim Benzema Menjadi Penyelamat dari Kekalahan

Banyak yang berspekulasi bahwa Disney sengaja mengubah cerita aslinya dengan membuat versi lain yang menceritakan tentang hidup bahagia selamanya.

Walaupun hal ini masih menjadi perdebatan dari banyak orang, terutama para pecinta film animasi Disney. ada beberapa fakta kelam yang terkait dengan sejarah animasi Disney. Berikut ini adalah beberapa fakta tersebut:

Rasisme dan Stereotipe: Beberapa film Disney klasik, seperti "Dumbo" (1941) dan "Si Kancil" (1942), mengandung stereotipe yang merendahkan terhadap ras dan budaya tertentu.

Baca Juga: Hasil Akhir Liga Spanyol, Celta Vigo vs Barcelona: Brace dari Gabri Veiga Tumbangkan Peraih Gelar Musim Ini

Misalnya, karakter Jim Crow dalam film "Dumbo" digambarkan dengan stereotipe yang merendahkan orang Afrika-Amerika.

Ini mencerminkan pandangan dan norma sosial pada masa itu, tetapi menjadi kontroversial dan tidak dapat diterima dalam konteks modern.

Konten Seksual Tersembunyi: Ada beberapa insiden di mana gambar atau adegan dengan konten seksual tersembunyi muncul dalam beberapa film Disney.

Baca Juga: Hasil Akhir Liga Italia, Napoli vs Sampdoria: Pemegang Scudetto Raih Kemenangan di Matchday Terakhir

Misalnya, dalam film "The Little Mermaid" (1989), terdapat cuplikan yang menunjukkan penampakan penis pada salah satu menara istana. Disney kemudian mengeluarkan versi yang sudah diubah.

Kontrak yang Tidak Adil untuk Animator: Pada awal sejarah animasi Disney, animator sering kali dipekerjakan dengan kontrak yang tidak menguntungkan.

Mereka sering kali harus menyerahkan hak kekayaan intelektual mereka, seperti karakter yang mereka ciptakan, dan tidak menerima royalti yang adil dari kesuksesan film-film tersebut.