NEWSmedia - Inilah 5 Poin Kritik Yosep Parera tentang lolemik kenaikan BBM di Indonesia yang berujung membebankan masyarakat kecil.
Yosep Parera selaku konsultan hukum pun menyampaikan poin kritiknya kepada pemerintah soal kenaikan BBM. Menurutnya hal itu tidak mencerminkan salah satu nilai Pancasila yakni sila ke 4.
Sebagaimana yang dikatakan Yosep Parera melalui kanal Youtube pribadinya, ada 5 poin kritik soal kenaikan BBM untuk Pemerintah Indonesia.
PMBaca Juga: BPIP Perkuat Nilai-nilai Pancasila di Tanah Jawara
Poin pertama, terkait pendapatan perkapita Indonesia yang sangat kecil yakni Rp62 juta pertahun namun pengeluaran yang ditanggung lebih besar dan bahkan justru terus meningkat.
Sangat berbanding terbalik dengan Malaysia yang memiliki pendapatan perkapita RM46.784 atau sekitar Rp155 juta pertahun dan BBM masih disubsidi oleh Pemerintah.
"Kalo ingin Indonesia naik jadi Rp14 ribu, ya tolong Pemerintah naikan dulu pendapatan perkapita menjadi Rp250 ribu, baru dinaikkanlah Rp14.500 tidak ada masalah," ujar Yosep Parera yang dikutip NEWSmedia melalui YouTube Rumah Pancasila dan Klinik Hukum, Kamis 8 September 2022.
Poin kedua, Yosep Parera singgung kebijakan Pemerintah tidak mencerminkan Pancasila ke 4 tentang hikmat dan kebijaksanaan membuat regulasi yang pro rakyat.
"Harusnya mereka duduk bersama dulu untuk menentukan sudah waktunya belum, tepat atau tidak," ujar Yosep Parera.
Dengan adanya kenaikan BBM, beban yang dipikul masyarakat kecil semakin berat sehingga tingkat kemiskinan bertambah lantaran pastinya akan berpengaruh pada harga kebutuhan sehari-hari.
Poin ketiga, semua faktor dalam kehidupan sehari-hari akan terkena imbasnya dalam satu atau dua bulan kedepan. Lantas apakah masyarakat kecil mampu bertahan?
Perlu perhitungan yang matang dalam hal ini, dan jika ternyata terbukti masyarakat kecil tidak mampu bertahan maka Pemerintah harus bertanggung jawab secara moral dan etika.
Poin keempat, banyak Mahasiswa dan buruh turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi. Harap dilindungi oleh aparatur penegak hukum agar mereka mampu berpendapat secara baik tanpa ada intervensi dari oknum tertentu.
Pendapat yang disampaikan mereka dijadikan masukan-masukan untuk Pemerintah dalam melakukan kebijakan-kebijakan yang lebih lanjut baiknya seperti apa.
Poin kelima, Yosep Parera singgung tugas-tugas Pemerintah yang seharusnya berdasarkan Pancasila hingga insentif penjabat seperti rumah dinas, bayar listrik, bayar perjalanan luar negeri dan lain sebagainya.
"Kalo bisa yang dipotong gaji-gaji pejabat ini", ujar Yosep Parera.
Menurut Yosep Parera, insentif yang diperoleh pejabat Pemerintahan bisa menggunakan kemajuan teknologi yang lebih cepat dan murah ketimbang harus membebankan rakyat.
"Kemudian subsidi sebesar-besarnya diberikan kepada rakyat," tandasnya.***
Artikel Terkait
Harga BBM Naik Hari Ini! Pengumuman Resmi Daftar Harga Pertamax Turbo, Dexlite hingga Solar di 34 Provinsi
Adanya Indikasi Harga BBM Naik, Heboh Video SPBU diduga Mencampur Bensin dengan Air di Pesanggaran
Harga BBM Naik Hari Ini, Jokowi Akui Sebetulnya Ingin Tetap Memberikan Subidi BBM, Tapi: Cek Alasan Ini
Menekan Angka Inflasi, TPID Provinsi Banten Gelar Pasar Murah 11 Komoditas Pangan: Dampak Harga BBM Naik?
Apa Arti Inflasi dan Deflasi, Dampak Harga BBM Naik: Cek 7 Kelompok Pengeluaran Berdasarkan IHK
Siapa Saja yang Dapat BLT BBM? Berikut Ini Cara Cek dan Daftar Lewat HP, Rp600 Ribu Bisa Cair Bulan Ini!
Syarat Penerima Bansos BLT BBM Rp600 Ribu Lengkap Panduan Cara Cek, Segera Klik Linknya Disini!
Tarif Ojol Naik, Menhub Budi Karya Sumadi: Penyesuaian Harga BBM
Bandingkan dengan Malaysia, Yosep Parera Kritik Pedas Soal Kenaikan BBM di Indonesia: Masyarakat Tambah Miskin
Soal Kenaikan BBM di Indonesia, Yosep Parera Minta Pemerintah Terapkan Sila Ke 4, Ini Alasannya