LEBAK, [NEWSmedia] – Sejak divonis gagal ginjal pada tahun 2017, Nurholis (31) warga Kampung Citeras, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang terpaksa harus rutin menjalani hemodialisis atau cuci darah.
Sejak itu pula, ia harus bolak-balik mengurus surat rujukan dari Puskesmas Jawilan ke Rumah Sakit Kartini, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak untuk mendapatkan terapi hemodialisa.
"Baru setahun pakai BPJS Kesehatan, kalau cuci darahnya sudah 3 tahun," kata Nurholis saat ditemui di Ruang Hemodialisa RS Kartini, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu (11/3/2020).
Ia mengaku, selama menjalani cuci darah, dirinya sangat merasakan manfaat adanya Program JKN-KIS yang telah menjamin semua pembiayaannya sejak awal.
"Alhamdulillah sangat terbantu untuk pengobatannya, kalau pakai umum, dari mana kita bayarnya," jelasnya.
Nurholis yang telah ditinggal sang istri mau tak mau harus mengurus surat rujukan dari Puskesmas Jawilan ke Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung itu seorang diri.
"Tapi Alhamdulillah sekarang udah bisa pakai sidik jari, jadi engga perlu ribet-ribet pakai surat rujukan dari Puskesmas," cerita Nurholis yang juga menyebutkan bahwa anak tercintanya pun telah tiada.
Nurholis yang sempat bekerja sebagai seorang mekanik menceritakan, jika diperkirakan, satu kali pengobatan cuci darah, dirinya harus mengocek uang sekitar Rp1,2 juta.
Di masa-masa itu, tanggungan BPJS Kesehatan dibayarkan oleh perusahaan, namun setelah dirinya diberhentikan lantaran sering sakit-sakitan, pemerintah mengambil alih iuran BPJS Kesehatan tersebut.
"Tadinya saya dari pemerintah, terus dialihin ke mandiri karena ada pembatasan kuota dari pemerintah. Dengan posisi saya yang udah engga kerja, kalau bisa mah buat pasien yang gagal ginjal ditanggung lagi oleh pemerintah," harapnya.
Sementara Dokter Pelaksana Ruang Haemodialisa (HD) RS Kartini, Chusmi feminin (45) menambahkan, dalam sehari, rata-rata pasien yang mengikuti terapi hemodialisa di Rumah Sakit tersebut ada delapan orang.
"Hampir semuanya pakai kartu JKN-KIS, mungkin awal-awal mandiri, tapi ke sini-sini rata-rata pakai JKS-KIS," terang dokter yang telah bertugas kurang lebih setahun dinas tersebut.
Selain itu, ia juga memberikannya tips kepadanya agar terhindar dari gagal ginjal dengan mengatur pola hidup yang sehat dan menjaga pola makan.
"Jaga pola hidup sehat, minum air putih yang banyak, sering kencing enggak masalah karena bisa mengeluarkan sisa-sisa endapan dan mengurangi resiko kencing batu, infeksi, supaya tidak kencing manis pola makannya dijaga, semua harus sesuai porsi harus pas, tidak berlebihan, meskipun punya riwayat keluarga kencing manis tapi kalau bisa menjaga, hal itu tak akan terjadi," pungkasnya. [adv]