[NEWSmedia] - Toko online (e-commerce) dan pedagang online lainnya kian memberikan kemudahan dalam berbelanja. Dalam hitungan menit bahkan detik, Anda bisa menyelesaikan transaksi pembelanjaan, sekaligus pembayaran.
Hal ini tak terlepas dari mulai lengkapnya infrastruktur transaksi pembayaran pada e-commerce atau pedagang online lainnya. Salah satu yang lazim digunakan adalah kartu kredit.
Kemudahan yang diberikan dalam bertransaksi, tak lepas dari upaya segelintir orang untuk mengambil untung dengan melakukan kejahatan perbankan. Tak heran, kasus pembobolan bank lewat kartu kredit beberapa kali menyeruak.
Pengurus Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Abdul Basith mengatakan pihaknya mendapatkan empat pengaduan pembobolan kartu kredit dalam pembelian game online dari 12 pengaduan pembobolan perbankan.
Selain aduan yang diterima YLKI, Polda Metro Jaya baru-baru ini menangkap empat pelaku yang tergabung dalam sindikat pembobol kartu kredit. Korbannya mencapai 20 orang, dengan total kerugian mencapai ratusan juta. Pembobolan, salah satunya, dilakukan melalui transaksi online.
Lantas, bagaimana agar terhindar dari kebobolan kartu kredit saat transaksi secara online?
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha mengatakan pembobolan kartu kredit, salah satunya disebabkan masih ada masyarakat yang tertipu untuk memberikan beberapa data pribadinya kepada pihak yang tak dikenal, tetapi mengaku dari bank.
"Kemudian ada juga yang ditelepon diminta untuk menyebutkan kode yang dikirim ke hp-nya dengan alasan macam-macam. Nah itu untuk cari nomor kode sebenarnya," kata Steve.
Seharusnya, pemilik kartu kredit tidak memberikan data pribadi maupun nomor yang tercantum di kartu kredit kepada pihak lain, bahkan orang yang di kenal atau teman sekalipun.