[NEWSmedia] - Pemerintah memutuskan impor jagung maksimum 100.000 ton tahun ini melalui Perum Bulog.
Keputusan impor diambil setelah rapat koordinasi terbatas menteri koordinator (menko) perekonomian, menteri pertanian, menteri perdagangan, menteri badan usaha milik negara (BUMN) dan Perum Bulog.
Lantas, untuk apa Indonesia impor jagung sebanyak itu? berikut penjelasannya
Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan impor jagung 100.000 ton tahun ini untuk pakan ternak, bukan konsumsi masyarakat.
"Impor itu dilakukan Bulog, yang diutamakan ke peternak mandiri. Tujuannya untuk menstabilisasi harga jagung di sentra sentra peternakan itu, itu intinya," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro.
Dia mengatakan, harga jagung untuk sentra peternakan belum stabil. Hal itu dilatarbelakangi jauhnya jarak dengan sentra produksi jagung, sehingga mempengaruhi ongkos logistik.
"Pabrik pakan kan terkonsentrasi di beberapa tempat, ada Jawa, Lampung, sementara yang sentra produksinya kan menyebar ke mana mana. Berarti kan perlu transport," ujarnya.
Misalnya, ongkos logistik dari Tanjung Priok ke Bengkulu lebih mahal 2 kali lipat dibandingkan dari Tanjung Priok ke Malaysia.
"Contoh dari Tanjung Priok ke Malaysia itu dibandingkan dengan Tanjung Priok ke Bengkulu itu biayanya yang ke Bengkulu lebih mahal 2 kali dibandingkan ke situ," ujarnya.