NEWSmedia – Seorang ibu dan seorang anak ditemukan meninggal dunia tertimbun abu vulkanik dari Gunung Semeru yang meletus, Sabtu, 4 Desember 2021. Ibu dan anaknya itu meninggal dalam posisi berpelukan.
Jenazah ibu dan anak yang meninggal tertimbun abu vulkanik letusan Gunung Semeru itu ditemukan oleh relawan Garda Pemuda (GP) Baret NasDem Jember yang ikut dalam proses evakuasi bersama TRC BPBD Jember.
Sebagaimana dilansir NEWSmedia dari alonesia.com (Jaringan Media Grup Promedia), disebutkan Ibu dan anak itu merupakan warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus dan Ramalan Jayabaya serta Mitos Jawa yang Dipercaya Sebagian Masyarakat
Dilaporkan kedua korban ditemukan Minggu, 5 Desember 2021 sekitar pukul 06.30 WIB. Lokasi ditemukannya di dalam rumah, yang atapnya sudah hancur dan pondasi tertimbun abu vulkanik.
Dalam laporan tersebut, delum diketahui identitas korban. Namun disebutkan Usia sang ibu di kisaran 25-30 tahun, sedangkan anaknya masih balita, yang terlihat berada dalam gendongan sedang berpelukan.
Keduanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, berada di bawah tumpukan pasir debu abu vulkanik setebal kurang lebih 2 meter. Awalnya, relawan melihat bagian telapak tangan yang muncul di permukaan pasir.
Baca Juga: Perjalanan Karier dan Profil Haji Lulung, Tokoh Ibu Kota Politisi PPP yang Kena Serangan Jantung
Jenazah keduanya telah berhasil dievakuasi sekitar pukul 07.30 WIB. Evakuasi dilakukan secara hati-hati menggunakan sekop dan alat seadanya untuk menggali tumpukan pasir yang menutupi korban.
Hingga Minggu petang, dilaporkan sekitar 13 orang meninggal dunia atas bencana alam erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur itu.***
Artikel Terkait
Penampakan Gunung Semeru Meletus Keluarkan Awan Panas Tebal, Warga Berhamburan Selamatkan Diri
Gunung Semeru Meletus, Situasi Lumajang Siang Hari Sudah Seperti Malam Hari Dampak dari Erupsi
Gunung Semeru Erupsi, Gubernur Jatim: Mohon Ikhtiar dan Doa, Mugi Selamet Sedoyo
Erupsi Gunung Semeru Terekam di Seismograf dengan Amplitudo Maksimum 25 mm dengan durasi 5.160 detik
Gunung Semeru Meletus dan Ramalan Jayabaya serta Mitos Jawa yang Dipercaya Sebagian Masyarakat