Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda yang Rela Menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekkah, Hingga 'Terkenal di Langit'

- Kamis, 29 September 2022 | 22:05 WIB
Ilustrasi: Kisah Uwais Al Qarni (Pixabay/ mucahityildiz )
Ilustrasi: Kisah Uwais Al Qarni (Pixabay/ mucahityildiz )

NEWSmedia - Pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah dan berpenampilan cukup tampan wajahnya.

Dia selalu melihat pada tempat sujudnya dan tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, pemuda ini tidak pernah lalai dari membaca Al-Quran.

Pemuda ini hanya memiliki dua helai pakain saja, sehingga tidak ada orang yang menghiraukannya. Pemuda ini tidak dikenali dan miskin, sehingga banyak orang yang suka menertawakan, mengejek dan menuduhnya sebagai pencuri.

Baca Juga: Ramalan Shio Hari Ini Jumat 30 September 2022: Simak Selengkapnya Ada Shio Tikus dan Shio Sapi

Pemuda Yaman ini bernama Uwais Al Qarni yang telah lama menjadi yatim dan tidak mempunyai saudara kecuali hanya ibunya yang telah tua dan lumpuh.

Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari Uwais Al Qarni bekerja sebagai penggembala kambing dan upah yang diterimanya hanya cukup untuk kehidupan harian bersama ibunya.

Jika ada uang lebih, beliau akan membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Baca Juga: Supir Truk Bersimba Darah di Proyek Tol Serang Panimbang, Diduga Dianiaya Tanpa Sebab, Videonya Viral!

Walaupun dalam keadaan serba payah, Uwais Al Qarni tidak pernah lalai dalam mengerjakan ibadahnya dan sedikitpun tidak pernah berkurang sepanjang hidupnya.

Dia melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya, akan tetapi hanya satu permintaan ibunya yang sulit ia kabulkan, yakni agar ibunya dapat mengerjakan haji.

Perjalanan ke Mekah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang cukup panas dan orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan Haji.

Baca Juga: Mengejutkan! Ini 6 Fakta Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Rizky Billar Terhadap Lesti Kejora

Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan, maka diberi lah seekor anak lembu yang harganya cukup murah oleh orang orang.

Uwais pun membuatkan kandang di puncak bukit, setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik-turun Bukit, sehingga dikira sudah gila oleh orang yang melihatnya.

Tingkah laku Uwais setiap hari ia selalu menggendong anak lembu itu, apa yang dilakukan itu tanpa henti dan setiap hari.

Halaman:

Editor: Ahmad Hipni

Tags

Artikel Terkait

Terkini