NEWSmedia – Ancaman gizi buruk dan stunting masih mengancam Kota Tangsel (Tangerang Selatan, walau kota tersebut berada di lokasi yang tak jauh dari Ibukota Jakarta.
Tak hanya resiko gizi buruk dan stunting pada anak-anak, namun remaja dan dewasa pun rentan mengalami kekurangan gizi.
Salah satunya penyebabnya adalah minimnya edukasi dan kesadaran masyarakat akan asupan makanan bergizi.
Hal itu terungkap dalam Edukasi Gizi yang diselenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Maleo bersama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) DPC Tangerang Selatan dan Komunitas Generasi Literate.
Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa PKBM Maleo yang berada di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang Sebagian besar merupakan siswa dari keluarga prasejahtera.
Ketua Persagi DPC Tangerang Selatan, Ari Retno, yang hadir sebagai narasumber menyampaikan hal-hal mendasar mengenai gizi keluarga yang harus dipahami oleh masyarakat.
Baca Juga: INFO GEMPA TERKINI! Baru Saja Terjadi, Gempa Bumi Mengguncang Sulut dan Gorontalo di Waktu Beruntun
“Saat ini masyarakat di wilayah Tangerang Selatan perlu di edukasi secara terus-menerus. Kita bekerjasama dengan berbagai sektor, seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Puskesmas, hingga Posyandu untuk memberikan edukasi dan penyuluhan terkait gizi,” ujar Ari Retno.
Ari mengakui tingkat kesadaran masyarakat sangat rendah. Masyarakat juga terlihat tidak peduli akan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh keluarga. Salah satunya adalah kebiasaan pemberian kental manis untuk minuman susu anak.
“Kita perlu menginformasikan ke masyarakat bahwa susu kental manis itu lebih banyak gulanya, kandungannya mencapai 50 persen,” jelas Ari.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru PT Polymindo Permata di Tanggerang Banten: Lulusan S1 Merapat Cek Kualifikasi
Nuke Patrianegara, pegiat literasi dari komunitas Generasi Literate pada kesempatan itu menyayangkan betapa rendah dan tidak meratanya literasi masyarakat, terutama mengenai gizi.
“Masih belum menjadi kebiasaan di masyarakat kita untuk memperhatikan kandungan gizi suatu produk sebelum mengkonsumsinya,” ujar Nuke.
Menurutnya, masyarakat masih lebih mudah termakan pesan-pesan yang beredar melalui sosial media ataupun iklan. Jadi tidak heran bila hingga saat ini masih banyak balita mengkonsumsi kental manis sebagai minuman susu.
Artikel Terkait
Di Lebak 4 Bersaudara Menderita Gizi Buruk, Andika: Ini Pentingnya Berobat Gratis Pakai KTP
HKN ke-55, Pemprov Banten Galakan Bebas Gizi Buruk dan Cegah Stunting
Tiga Tahapan Upaya Penekanan Stunting dan Gizi Buruk di Banten, Catat Ini Langkah-langkahnya
Pj Gubernur Banten Almuktabar Tegaskan Penanganan Stunting dan Gizi Buruk Dilakukan Secara Komprehensif
Pj Gubernur Banten Almuktabar Ajak Mahasiswa Berperan Tangani Stunting dan Gizi Buruk di Banten
Stunting Heroes Awards 2022 Digelar Pertama Kali di Banten, Berikut 11 Kategori yang Akan Diberi Penghargaan
Tangani Stunting, Pj Gubernur Almuktabar Bersama PKK Masyarakatkan Olah Pangan dan Optimalkan Pekarangan
Pemprov Banten Fokus Penanganan Stunting, Program Prioritas Tersebar di Sejumlah OPD
Fokus dalam Penurunan Angka Stunting, Pemprov Banten Sebar Program Prioritas di Hampir Semua OPD
DP3AKKB Usung Program Banten ASIK, Kolaborasi Tekan Angka Stunting